Aku memiliki seorang asisten  supervisor perempuan yang masih berusia 20  tahun. Namanya Ati Rohaeti.  Gadis berkerudung yang cukup pintar dan  rajin bekerja. Selama bekerja  dengan asistenKu itu, Aku sering  memperhatikan tingkah laku dan keadaan  asistenKu. Ati tinggal di sebuah rumah kontrakan di sekitar pabrik. Gadis itu   tinggal sendiri di rumah kontrakan tersebut. Kalau boleh dibilang, Ati   cukup berani untuk tinggal sendirian, padahal rumah kontrakannya berada   di daerah yang sepi dengan jarak antar rumah cukup jauh. Terlebih-lebih   bilamana saat kerja siang hari, Ati baru sampai di rumah kontrakannya   jam 11 malam, disaat suasana sangat sepi.
Malam itu, setelah pulang kerja Aku sengaja menunggu di pabrik sampai   agak sepi. Aku berencana akan pergi ke rumah kontrakannya Ati secara   mendadak dengan alasan ada sesuatu yang urgent. Aku berfikir Ati tak   akan menolak. Aku berencana akan memaksa gadis itu untuk melayani nafsu   sexsKu dan kalaupun gadis itu berontak Aku sudah berencana akan   memperkosa gadis itu.
Sekitar jam 11.30 malam Aku mulai bergerak menuju arah rumah kontrakan   Ati. Ati saat itu memang sudah berada di rumahnya. Setelah melihat   sekeliling dan merasa keadaan sepi. Aku mulai memasuki pagar rumah dan   mengetuk pintu.
” Tok.. tok.tok…” Aku mulai mengetuk pintu.
Pintu terbuka, dan alangkah kagetnya Ati melihat kedatanganKu secara   tiba-tiba. Untung gadis itu telah selesai mandi dan masih menggunakan   kerudungnya.
” Eh. Bapak.. Ati sampai kaget… Ada apa yach malam-malam kesini ?” Ati   bertanya.
” Nggak, Ti. Saya ada keperluan sebentar. Soalnya ini urgent. Dan harus   selesai besok pagi. Kira-kira kamu nggak keberatan kan kalau saya   berbicara sebentar dengan Ati !” Aku menjawab dengan tenang.
” Nggak apa-apa Pak, tapi jangan lama-lama. Soalnya udah malam entar   nggak enak sama orang-lain, ya Pak yach…!”
” Iya, cuman sebentar ko. Paling 10 menit…Ok..!” JawabKu
Ati mempersilahkan Aku untuk masuk. Begitu masuk ke dalam Aku   memperhatikan sekeliling rumah itu. Ati mempersilahkan Aku duduk di   karpet.
” Sebentar Pak, Ati ke belakang dulu…!”Ati berkata
” Iya tapi nggak usah repot-repot, Saya khan cuman sebentar ko.!” Aku   menimpali.
Ketika Ati berbalik, Aku memperhatikan gadis itu dari belakang. Saat itu   Ati mungkin lupa belum memakai Underwear sehingga dari balik cahaya  Aku  melihat lekuk-lekuk kaki gadis itu mulai dari betis sampai  pinggangnya.  Aku semakin melotot ketika ternyata gadis itu memakai  celana dalam  merah jambu yang jelas-jelas cukup terlihat jelas di  mataKu. Batang  kemaluanKu menjadi tiba-tiba membesar dan nafsu birahiKu  semakin  meningkat.
Aku bergerak kearah pintu dan pelan-pelan mengunci pintu itu dan   memasukkan kuncinya ke dalam celanaKu. Akupun mulai bergerak kearah   dapur secara perlahan-lahan agar tak terdengar oleh gadis itu. Memasuki   dapur Aku melihat Ati sedang mempersiapkan minum untukKu. Pelan-pelan   Aku dekati Ati dari arah belakang dan secara tiba-tiba Aku pukul pundak   Gadis itu. Karena dipukul tiba-tiba Ati tidak dapat menghindar dan  jatuh  tak sadarkan diri. Cepat-cepat Aku merangkul gadis itu agar tak  jatuh.
Dengan sigap Kupangku gadis itu ke kamar dan merebahkan Ati yang  sudah  pingsan di atas kasur tanpa dipan. Setelah itu Aku kedapur dan  minum  minuman yang mau disuguhkan kepadaKu dan kembali ke kamar. Sambil   mengatur nafasKu yang ngos-ngosan karena sudah tidak tahan. Tangan   kananKu bergerak meraba Payudara gadis itu. Mulanya pelan-pelan tapi   lama kelamaan semakin keras, bahkan kedua tanganKu dengan ganas   meremas-remas payudara Ati yang kalau terlentang kelihatan rata.
Saking keenakannya meremas Payudara Ati Aku lupa dengan waktu yang   sudah menunjukkan jam 12 malam. Karena takut gadis itu terbangun dari   pingsannya. Cepat-cepat Aku mengambil tali plastic yang memang sudah   Kupersiapkan. Aku pun mengikat tangan dan kaki Ati serta menyumpal mulut   gadis itu dengan celana dalam Ati yang ada di lemari. Tiba-tiba Ati   terbangun dan membuka mata.
” eeeh…eh…” Erangnya merasakan sakit akibat pukulanKu.
Ati kaget karena dia tak dapat berbicara sedangkan kedua tangan dan   kakinya terikat. Dan lebih kaget lagi ketika di hadapannya melihat   Atasannya tertawa terkekeh-kekeh menyaksikan Ati yang tak berdaya.
” Rasain deh lu, makanya jadi cewek jangan sombong. Jadi aja kepaksa   Saya kerjain deh.?” Aku berbicara.
” Kepaksa, malam ini kamu harus bisa memuaskan Aku, Atasanmu.”..
Ati semakin takut karena dia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya.   Dia akan diperkosa oleh atasannya sendiri. Dia hanya menangis tanpa   suara yang jelas karena mulutnya disumbat. Dan tiba-tiba dihadapan Ati,   Aku mulai membuka pakaianKu hingga telanjang. Batang kemaluanKu sudah   berdiri sejak Aku masuk ke rumah Ati. Ati hanya bias menutup mata tak   mau melihat pemandangan di depannya.
Aku bergerak mendekati Ati dan membuka sumpalan pada mulut Ati. Belum   sempat berteriak, mulut Ati tiba-tiba Kusumpali dengan batang   kemaluanKu yang sudah menegang dan membuat Gadis itu tersedak. Tapi tak   bisa berbuat apa-apa karena Aku memegang kepala gadis itu. Rasa mual   membuat Ati hampir muntah dan berusaha melepaskan kemaluanKu di   mulutnya. Aku gerak-gerakkan kontolKu di mulut gadis itu. Selama sepuluh   menit Aku jejali mulut gadis itu dengan batang kemaluanKu. Dan   tiba-tiba Kukeluarkan kemaluanKu dari mulut gadis itu. Ati mencoba   berteriak tapi Aku cepat-cepat membekap mulut Ati dan berkata.
” Diem lu, jangan berteriak atau Saya bunuh kamu?”
Sambil menempelkan pisau dapur yang kebetulan ada di meja. Ati terdiam   karena takut ancamanKu. Dan hanya bisa menangis sampai gadis itu   kelelahan dan lemas. Melihat Ati tak berdaya. Aku membuka ikatan pada   gadis itu. Dan tanpa perlawanan yang berarti Aku buka pakaian Ati satu   persatu hingg tubuh Ati telanjang bulat. Aku hanya meninggalkan kerudung   kepala gadis itu di kepalanya. Tubuh polos Ati di mataKu terlihat   sangat indah. Tak henti-hentinya Aku melihat dan berguman.
” Tubuh indah…. Indah sekali…. baru kali ini Aku melihat tubuh seindah   ini !”
Di hadapanKu Ati hanya menangis pelan karena keadaan tubuhnya telah   lemah. Gadis itu memang terlihat lucu dengan kerudungnya. Dan Aku sangat   suka melihat tubuh telanjang Ati dengan kepala yang masih memakai   kerudung, membuatKu semakin terangsang.
” Gile Ti, memekmu itu lo….bulunya tipis tapi waduh…..?” gumamKu
Aku bergerak dan melangkahi Ati dengan kedua kakiKu berada di atas badan   Ati. Kududuki perut Ati dan tiba-tiba kedua tanganKu meremas-remas   Payudara gadis itu. Ati menjerit-jerit ketika Aku memijat-mijat putting   susunya. Melihat Ati berteriak, cepat-cepat Aku membekap dan berkata,   “Lu bias diem ngga…!?”.
Ati terdiam takut akan ancamanKu. Aku berdiri dan bergerak ke ruang   tamu. Aku mengambil sesuatu dari kantongKu. Sebuah kamera digital.
” Sekarang Ati harus difoto dulu yach buat kenang-kenangan..”.
Aku mulai memoto Ati yang sudah telanjang dari berbagai posisi.
Selesai itu Aku menyimpan kembali kameranya. Mungkin sekitar 50 foto   Kujeppret. RencanaKu foto itu akan kugunakan untuk menakut-nakuti gadis   itu dan sebagai koleksi spesialku.
Aku mulai mendekati Ati kembali. Batang kemaluanKu sudah mengecil
karena kelamaan.
” Sekarang, Lu harus nyobain kontolKu ini…pasti nikmat.?” Aku berkata.
” jangaaaaaan pak…jangaaaaaaaan ? Ati memelas.
Tapi Aku tak peduli dengan ucapan gadis itu. Dan setelah jongkok di   kasur depan Ati, Aku angkat paha Ati dan melebarkannya. KepalaKu   menunduk memperhatikan memek Ati yang ditumbuhi bulu-bulu tipis.   KepalaKu bergerak dan mulutKu mulai menjilati memek gadis itu. Ati   terengah-engah merasakan kemaluannya ada yang menjilati. Hanya suara   erangan gadis itu saja yang terdengar. Sementara mulutKu menjilati memek   Ati, tanganKu bergerak ke atas dan memijat-mijat payudara Ati serta   mempermainkan putting susu gadis itu.. Ati menggeliat antara sakit, geli   dan takut.
Tiba-tiba Ati mengangkat pinggulnya dan melemah. Rupanya Gadis itu   telah orgasme. Dari vagina gadis itu keluar cairan. Ketika melihat bibir   vagina gadis itu telah basah, cepat-cepat Aku arahkan kontolKu yang   udah menegang dan mendekatkannya ke liang vagina gadis itu. Sambil   memegang pinggul gadis itu, Aku menggerakkan pinggulKu, dan ” hup…”
Walaupun dengan susah payah akhirnya kontolKu masuk amblas ke dalam   lubang memek Ati.
Ati menjerit kesakitan. Kurasakan KontolKu hangat dan serasa ada yang   memijat-mijat. Aku mulai mengerakkan kontolKu maju mundur. TanganKu   memegang pundak gadis itu sedang mulutKu menciumi putting susu Gadis   itu. Ati mendesah-desah, membuatKu semakin bergairah dan kuganti   permainanKu. Kubalikkan tubuh Ati. Dan memposisikan tubuh telanjang   gadis itu seperti Anjing. Dari arah belakang kembali Kuhujamkan kontolKu   ke liang memek gadis itu. GerakanKu semakin cepat.
Kedua tanganKu semakin kasar meremas-remas susu gadis itu. Ati  semakin  mengerang-ngerang kesakitan. Tapi Aku tak peduli. Terus saja Aku  maju  mundurkan pinggulnya dengan cepat. Sampai akhirnya tubuhKu  mengejang  dan menyemprotkan spermaKu di vagina gadis itu. Setelah diam  beberapa  saat membiarkan kontolKu tertanam di lubang vagina Ati. Aku  lepaskan  kontolKu dan membalikkan tubuh Ati serta mengangkat kepala  gadis itu  serta memaksa Ati menjilati kontolKu yang masih basah oleh  sperma dan  darah. Setelah selesai dan merasa puas, Aku mengenakan  kembali  pakaianKu. Membiarkan tubuh Ati telanjang lemas. Setelah itu Aku   bergerak mendekati Ati yang masih terisak-isak.
” Udah dulu yach, lain kali lagi aja..”
” Awas jangan bilang siapa-siapa atau fotomu ini akan aku sebarkan di   pabrik.. Biar orang lain tahu tubuh kamu yang indah ini..”
” Jadi diam dan jangan beritahu orang lain. ”
Merasa Ati tak akan melawan. Sebelum meninggalkan gadis itu Kukecup   bibir gadis itu. Dan berkata.
” Aku pulang dulu sayang dan terima kasih, lain kali Aku datang lagi   he.he.he…”
Aku pergi meninggalkan Ati yang tetap menangis. Kira-kira, selama satu   tahun bekerja di pabrik itu, Aku selalu memaksa Ati melakukan hubungan   sex denganKu selama 25 kali. Sampai akhirnya Aku keluar dari perusahaan   itu.

